Dia selalu datang kembali meskipun sudah
tahu rasanya jatuh berkali kali.
Dulu ketika umurku 19 tahun, ya kira - kira
3 tahun yang lalu, rasanya ingin cepat menikah dan mempunyai bayi yang lucu.
Tentu saja itu tidak salah, karena cita -
cita itu bersifat universal, siapapun bebas bermimpi tanpa terkecuali.
Hanya saja semuanya butuh proses…
Hmm… Okay, mari kita bercerita dulu satu
kisah...
Judul ceritanya singkat, jelas padat dan
tanpa komentar.
Seorang anak yang berumur 7 tahun, dia
bercita - cita menjadi pilot, untuk mewujudkan cita - citanya dia harus sekolah
yang tekun, belajar yang rajin dan di umur 30 tahun akhirnya dia bisa
menerbangkan pesawat. Kemudian cerita tersebut tamat.
Sekarang kita berpikir secara metematika.
Mulai menghitung 30 - 7 = 23
Well... si anak tersebut berhasil mewujudkan
cita - citanya dalam waktu 23 tahun. WOW...Amazing!!! Subhanallah…
Alhamdullillah… Bersyukur para pembaca yang budiman dan mari kita sepakati 23
tahun bukan waktu yang sebentar.
Dan aku,... iya aku waktu itu bermunajat
kepada sang Khiliq, ingin cepat menikah. Aku ingin menikah di umur 19 tahun,
dan tidak ingin menungggu lama, egois bukan ?
Tapi... itu juga tidak sepenuhnya salah
sih, karena teman - teman aku kebanyakan sudah menikah dan mempunyai
anak, padahal mereka tidak bermunajat agar di beri jodoh cepat - cepat, tidak
bercita – cita pula ingin menikah cepat, tapi aku yang bermunajat dan bercita –
cita… Kenapa ? Kenapa tidak? Kenapa? Kenapa
Tuhaannn ?....
--------------------------------------- CUT
!!! ----------------------------------
Intinya, mungkin itulah faktor pendorong aku
memiliki cita – cita tersebut, kebetulan aku tinggal di pedesaan yang dimana
anak keluar SMP saja sudah banyak yang menikah.
Jadi mungkin aku terpedaya oleh keadaan dan
terhipnotis oleh gemerlapnya cerita teman teman ketika sudah menikah dan malam
pengantin, hingga mempengaruhi fikiran dan hati aku untuk ingin segera
mengganti status di KaTePe.
Bisa jadi.. bisa jadi…
Lalu 2013 aku pindah kerja juga pindah
kuliah ke luar kota, karena rasanya agak sesak di dada kalo bertemu dengan
teman - teman yang sudah mempunyai pasangan hidup. Tapi itu bukan faktor utama aku
pindah, tentu saja yang utama aku ingin mencari pengalaman baru, nuansa baru,
tantangan baru, pokonya yang baru baru deh.
Dan kembali ke topik utama, MENIKAH ? bukan
masalah calonnya yang belum ada, hanya saja kalau bukan waktunya, sekuat apapun
usaha kita….. tapi… ya sudahlah.
Ciyee.. kita.
Dua tahun berlalu, LDR bukan hal yang mudah…
di sisi lain akhirnya sifat, karakter dan tabiat orang tersebut kelihatan itu
membuat aku goyah dan ternyata yang lebih menyakitkan pohon yang aku anggap sebagai
pegangan hidup itu hanya pohon berakar serabut, di situ kadang aku merasa sedih…
akhirnya aku menyadari bahwa Allah itu Maha Baik, Allah itu Maha Pemberi
Kejutan, Allah itu Sutradara paling hebat, Allah itu mampu menciptakan Skenario
yang berjuta - juta kali lebih indah dari drama korea.
Sekilas siraman rohani
Allah tidak mengijinkan aku menikah di usia
19 tahun karena aku masih muda, aku masih egois, aku masih ke kanak kanakan dan
yang terpenting pasangan aku waktu itu bukan jodohku, bukan orang yang tepat
untuk dijadikan imamku dan dia tidak layak...
Kebayang dong gue... Oops aku maksudnya kalo
nikah sama dia, cekcok terus setiap hari, bertengkar tiada akhir, kata maaf
tidak berguna dan kesempatan selalu disepelekan dan bla bla bla... Hohoho tidak
perlu dijelaskan lebih panjang lagi, kita sensor !
Sekarang aku menemukan seseorang yang lebih
baik, yang begitu egois... Iya dia egois karena takut kehilangan aku, Ciye..elah.....
lebay, tapi ini serius bro.
Aku juga punya waktu luang untuk menikmati
hidup, berplesir ke tempat tempat baru, mendapat pengalaman baru, cerita yang
lebih indah dan berwarna, bermain sepuasnya.
Aku bisa berkata seperti ini karena sudah
mengambil pelajaran dari sebelumnya, ada hikmah yang aku petik, yaitu ketika Allah
mempertemukan aku dengan orang yang tidak tepat sebelumnya itu agar aku sadar
jika sekarang aku telah diberi kado yang terindah, jadi harus banyak bersyukur…
Dan kado ini tidak cuma – cuma, kado ini
sebagai upah untuk kesabaranku, atas rasa iklas dan ridho untuk menunggu, Jadi…
Allah memberi seseorang yang mau mengalah, seseorang yang menerima, seseorang
yang tidak mempermasalahkan aku pakai baju apa atau tiba - tiba tiba perut aku
buncit karena banyak makan, atau bahkan aku tanpa make up, seseorang yang
selalu perhatian, selalu memberi support dan begitu peduli, seseorang yang....
sesuatu banget deh buat aku.
Terima kasih Allah ku untuk semuanya.
Terima kasih Allah ku untuk pelajarannya.
Terima kasih Allah ku, hidup aku asik !!!