Rabu, 18 Maret 2015

Menikah ?


Kamu tahu hal romantis apa yang dimiliki oleh hujan ? 
Dia selalu datang kembali meskipun sudah tahu rasanya jatuh berkali kali.

Dulu ketika umurku 19 tahun, ya kira - kira 3 tahun yang lalu, rasanya ingin cepat menikah dan mempunyai bayi yang lucu.
Tentu saja itu tidak salah, karena cita - cita itu bersifat universal, siapapun bebas bermimpi tanpa terkecuali.
Hanya saja semuanya butuh proses…
Hmm… Okay, mari kita bercerita dulu satu kisah...
Judul ceritanya singkat, jelas padat dan tanpa komentar.
Seorang anak yang berumur 7 tahun, dia bercita - cita menjadi pilot, untuk mewujudkan cita - citanya dia harus sekolah yang tekun, belajar yang rajin dan di umur 30 tahun akhirnya dia bisa menerbangkan pesawat. Kemudian cerita tersebut tamat.
Sekarang kita berpikir secara metematika.
Mulai menghitung 30 - 7 = 23
Well... si anak tersebut berhasil mewujudkan cita - citanya dalam waktu 23 tahun. WOW...Amazing!!! Subhanallah… Alhamdullillah… Bersyukur para pembaca yang budiman dan mari kita sepakati 23 tahun bukan waktu yang sebentar.
Dan aku,... iya aku waktu itu bermunajat kepada sang Khiliq, ingin cepat menikah. Aku ingin menikah di umur 19 tahun, dan tidak ingin menungggu lama, egois bukan ?
Tapi... itu juga tidak sepenuhnya salah sih,  karena teman - teman aku kebanyakan sudah menikah dan mempunyai anak, padahal mereka tidak bermunajat agar di beri jodoh cepat - cepat, tidak bercita – cita pula ingin menikah cepat, tapi aku yang bermunajat dan bercita – cita… Kenapa ? Kenapa  tidak? Kenapa? Kenapa Tuhaannn ?....
--------------------------------------- CUT !!! ----------------------------------
Intinya, mungkin itulah faktor pendorong aku memiliki cita – cita tersebut, kebetulan aku tinggal di pedesaan yang dimana anak keluar SMP saja sudah banyak yang menikah.
Jadi mungkin aku terpedaya oleh keadaan dan terhipnotis oleh gemerlapnya cerita teman teman ketika sudah menikah dan malam pengantin, hingga mempengaruhi fikiran dan hati aku untuk ingin segera mengganti status di KaTePe.
Bisa jadi.. bisa jadi…
Lalu 2013 aku pindah kerja juga pindah kuliah ke luar kota, karena rasanya agak sesak di dada kalo bertemu dengan teman - teman yang sudah mempunyai pasangan hidup. Tapi itu bukan faktor utama aku pindah, tentu saja yang utama aku ingin mencari pengalaman baru, nuansa baru, tantangan baru, pokonya yang baru baru deh.
Dan kembali ke topik utama, MENIKAH ? bukan masalah calonnya yang belum ada, hanya saja kalau bukan waktunya, sekuat apapun usaha kita…..  tapi… ya sudahlah.
Ciyee.. kita.
Dua tahun berlalu, LDR bukan hal yang mudah… di sisi lain akhirnya sifat, karakter dan tabiat orang tersebut kelihatan itu membuat aku goyah dan ternyata yang lebih menyakitkan pohon yang aku anggap sebagai pegangan hidup itu hanya pohon berakar serabut, di situ kadang aku merasa sedih… akhirnya aku menyadari bahwa Allah itu Maha Baik, Allah itu Maha Pemberi Kejutan, Allah itu Sutradara paling hebat, Allah itu mampu menciptakan Skenario yang berjuta - juta kali lebih indah dari drama korea.
Sekilas siraman rohani
Allah tidak mengijinkan aku menikah di usia 19 tahun karena aku masih muda, aku masih egois, aku masih ke kanak kanakan dan yang terpenting pasangan aku waktu itu bukan jodohku, bukan orang yang tepat untuk dijadikan imamku dan dia tidak layak...
Kebayang dong gue... Oops aku maksudnya kalo nikah sama dia, cekcok terus setiap hari, bertengkar tiada akhir, kata maaf tidak berguna dan kesempatan selalu disepelekan dan bla bla bla... Hohoho tidak perlu dijelaskan lebih panjang lagi, kita sensor !
Sekarang aku menemukan seseorang yang lebih baik, yang begitu egois... Iya dia egois karena takut kehilangan aku, Ciye..elah..... lebay, tapi ini serius bro.
Aku juga punya waktu luang untuk menikmati hidup, berplesir ke tempat tempat baru, mendapat pengalaman baru, cerita yang lebih indah dan berwarna, bermain sepuasnya.
Aku bisa berkata seperti ini karena sudah mengambil pelajaran dari sebelumnya, ada hikmah yang aku petik, yaitu ketika Allah mempertemukan aku dengan orang yang tidak tepat sebelumnya itu agar aku sadar jika sekarang aku telah diberi kado yang terindah, jadi harus banyak bersyukur…
Dan kado ini tidak cuma – cuma, kado ini sebagai upah untuk kesabaranku, atas rasa iklas dan ridho untuk menunggu, Jadi… Allah memberi seseorang yang mau mengalah, seseorang yang menerima, seseorang yang tidak mempermasalahkan aku pakai baju apa atau tiba - tiba tiba perut aku buncit karena banyak makan, atau bahkan aku tanpa make up, seseorang yang selalu perhatian, selalu memberi support dan begitu peduli, seseorang yang.... sesuatu banget deh buat aku.
Terima kasih Allah ku untuk semuanya.
Terima kasih Allah ku untuk pelajarannya.
Terima kasih Allah ku, hidup aku asik !!!