Jika saja membunuh orang yang
menyakiti kita itu halal, mungkin dia sudah mati di tanganku...
Dan bila bunuh diri itu
diperbolehkan, aku mungkin sudah tidak ada disini..
Aku pernah mendengar berita seorang
yang bunuh diri karena putus cinta,
Rasanya ingin tertawa terbahak bahak
mendengarnya, konyol sekali orang itu !!
Iya orang itu..... Yang bunuh diri
karena cinta, saking konyolnya aku sekarang menertawakan diriku sendiri.
Hey orang konyol.. mungkin sekarang
aku merasakan hal yang kamu alami.
Disisi sebelah sini, ada rasa sakit
yang tidak bisa di jelaskan, rasanya ingin lari, ingin menangis dan teriak
sekencang kencangnya, kalo saja di izinkan aku ingin mencekiknya hidup hidup.
Ah... Itu semua ada di pikiranku,
Astagfirullah hal Adzim..
Allahku... Peluk Aku, aku yang kecil
ini selalu berharap mendapatkan imam yang baik, yang akan menjadi jodohku, aku
berdoa agar ketika bertemu pria itu, Allah memudahkan segalanya, agar hubungan
yang terjalin benjadi butiran butiran pahala yang setiap detiknya bertambah dan
membentuk jalan pintas menuju kehidupan abadi di Syurga, Aamiin...
Tapi entah apa yang hendak di
Tunjukan Allah kepadaku, aku bertemu dengan seorang pria baik, kita
merencanakan masa depan bersama. Tapi sungguh, mungkin aku terlalu berharap
banyak, dengan manis aku menunggu hari demi hari, tapi kemudian pria itu
berubah, dia tidak lagi seindah ketika awal bertemu, dia jadi pemarah dan tidak
ingin lagi melanjutkan mimpi indah yang sebelumnya pernah dia lukis bersamaku.
Aku terpuruk saat itu, rasanya begitu
sesak, sampai ada seseorang yang tiba tiba saja datang ke kehidupanku, dia
mengusap air mataku, dia menerimaku apa adanya, dan membuatku tenang...
Sungguh senang rasanya, dia selalu
ada untukku dan setiap detik yang kita lalui merubah kebahagian menjadi cinta, aku
sudah tidak ingat lagi rasanya sakit hati, sekalipun pria pertama meminta maaf
dan berusaha masuk kembali ke kehidupanku, tak ada sedikitpun niat untuk meneruskan
kembali kisah masa lalu.
Sudah lelah rasanya untuk mencari
pasangan, kali ini aku sudah mantap dan kita juga menentukan tahun untuk menjadi
pasangan yang halal, aku dan dia begitu antusias.
Tak ada kata kata untuk menjelaskan
betapa bahagianya aku…..
Dan bagiku masa depan dengan yang
sekarang lebih berharga.
Hanya saja, selalu timbul rasa
penasaran di benaku, apakah pria yang dulu meninggalkanku juga bahagia, apakah
dia mendapatkan wanita yang lebih baik dariku?
Hanya rasa penasaran, tidak lebih...
Pria itu berkata bahwa dia masih
mencintaiku, aku senang... Itu berarti aku memang takan terganti. Aku masih
menjalian silaturahmi dengan nya, rasanya ada kepuasan batin saat dia bilang
rindu.
Mungkin aku salah, masih membiarkan
dia ada di kehidupanku.
Tapi sungguh, itu hanya hiburan
untuku.
Sampai saat pria yang sekarang aku
cintai cemburu...
Ketika dia tahu bahwa aku masih berteman
dengan masa laluku, pikirannya membutakan semua, dia mengganggap aku pembohong, dia membuat
teori sendiri, dia marah dan sama sekali tidak mendengarkan penjelasanku. Aku
berusaha untuk lembut dan mencoba memahami amarahnya.
Aku mencoba sabar dan menjelaskan
segala kesalahfahaman yang terjadi sehalus mungkin agar pria yang aku harap
jadi imamku tidak tergores hatinya.
Tapi itu semua tidak berguna, dia
tetap kokoh dengan teorinya.
Dan dia meninggalkanku...
Kamu tahu bagaimana rasanya?
Seperti tidak ada kebahagiaan lagi di
dunia ini.
Imam yang penyabar? Cinta sejati ?
Pangeran berkuda putih?
Semuanya hanya mitos…..
Aku….. Sudah lelah, benar benar
lelah.
Allahku… aku tahu ini salah, tapi
bolehkah aku membencinya seumur hidupku?
Ini semua sungguh tidak adil, aku
selalu berdoa untuk bertemu pria baik, aku berusaha untuk jadi yang terbaik, tapi
kali ini aku aku sudah sangat sakit.
Aku menyerah…..
Peluk Aku yaa Allah…………………………………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar